Pengaruh Rokok Terhadap Gigi Dan Jaringan Mulut

Sudah diketahui bahwa rokok memberi pengaruh yang buruk pada tubuh. Bukan hanya jantung dan paru-paru yang terkena dampak buruk dari rokok, mulut sebagai tempat masuknya asap rokok adalah yang pertama terkena pengaruhnya.

Mengapa asap rokok bisa berakibat buruk untuk gigi dan jaringan mulut lainnya?

Rokok yang diisap oleh seseorang mutlak melalui mulut, berkontak dengan gigi dan jaringan lunak (mukosa) rongga mulut sehingga dapat dipastikan rokok mempunyai pengaruh terhadap gigi dan mulut, karena bagian ini adalah yang pertama terkena paparan asap rokok. Rokok dihisap oleh mulut, maka asapnya akan masuk kedalam rongga mulut beserta zat-zat kimia lainnya yang ada dalam rokok.

Asap rokok yang panas akan terus menerus mengenai gigi dan jaringan mulut, hal tersebut merupakan rangsang panas yang dapat berpengaruh terhadap aliran darah dan menjadi penyebab berkurangnya air liur dalam mulut. Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan bersifat asam. Kondisi mulut yang seperti ini sangat disukai oleh bakteri an aerob dalam plak, mulut menjadi lebih mudah terserang infeksi. Selain mudah terserang infeksi ada banyak dampak lain yang disebabkan oleh rokok pada rongga mulut.

Pengaruh Rokok Terhadap Gigi Dan Mulut

Mari kita bahas satu persatu pengaruh rokok bisa berakibat buruk untuk gigi dan jaringan mulut.

1. Pengaruh rokok pada lidah.

Rokok merangsang papilafiliformis (tonjolan/juntai pada lidah bagian atas) sehingga menjadi lebih panjang (hipertropi). Hasil pembakaran rokok yang berwarna hitam kecoklatan mudah dideposit, mengakibatkan perokok menjadi kurang sensitif terhadap rasa pahit, asin, dan manis, karena rusaknya ujung sensoris dari alat perasa.

2. Pengaruh rokok terhadap gusi.

Perokok cenderung mengalami penebalan lapisan tanduk pada gusi. Jaringan yang mengalami penebalan akan terlihat lebih kasar dan berkurang kekenyalannya. Permukaan kasar menyebabkan lebih banyak plak melekat pada jaringan tersebut. Selain itu tar dalam asap rokok dan penyempitan pembuluh darah yang disebabkan olehnya juga memperbesar peluang terjadinya radang gusi. Radang gusi akan berlanjut menjadi periodontitis, bila tidak ditangani dengan baik akan terus berlanjut menyerang tulang penyangga gigi.

3. Pengaruh rokok terhadap gigi.

Aktivitas merokok bisa meningkatkan sensitivitas gigi. Hal ini terjadi karena merokok bisa menimbulkan penurunan gusi. Gusi turun menyebabkan lapisan gigi yang harusnya tertutup oleh gusi menjadi terbuka. Bila minum dingin atau panas gigi menjadi linu. Gigi akan lebih mudah berlubang, karena banyak plak yang melekat di semua permukaan gigi.

4. Perubahan warna pada gigi dan gusi

Perubahan warna atau stain merupakan hasil pembakaran tembakau yang berupa ter. Nikotin sendiri tidak berwarna dan mudah larut. Noda-noda tersebut mudah dibersihkan karena hanya terdapat di dataran luar gigi. Tetapi pada orang yang merokok selama hidupnya, noda tersebut dapat masuk ke lapisan email gigi bagian superficial dan sukar untuk dihilangkan.

5. Bau mulut.

Merokok dapat menyebabkan timbulnya bau mulut, istilah medisnya adalah halitosis. Asap rokok yang memenuhi rongga mulut akan menyisakan aroma yang tidak sedap. Hal ini tidak dapat diatasi dengan menyikat gigi atau menggunakan obat kumur.

6. Resiko tinggi terhadap kanker rongga mulut.

Risiko terparah seorang perokok aktif terkait masalah kesehatan mulut dan gigi adalah penyakit kanker rongga mulut. Berdasarkan penelitian yang ada bahwa perokok aktif memiliki resiko lebih besar atau enam kali lebih besar terkena penyakit rongga mulut daripada orang yang tidak merokok. Kebanyakan, kanker di dalam mulut dimulai dengan perubahan mukosa. Perubahan ini tidak menimbulkan rasa sakit sehingga tidak diperhatikan sampai keadaan menjadi lanjut. Oleh karena itu jika terdapat bercak putih, sedini mungkin datang ke dokter gigi.

Beberapa gangguan mulut lainnya yang kerap dijumpai pada perokok adalah:

  • peradangan pada tempat keluarnya air liur di langit-langit mulut.
  • leukoplakia (petak/bidang putih atau abu-abu yang menempel pada lidah, dinding mulut samping, dan bagian bawah mulut).
  • berkurangnya densitas atau perubahan tulang rahang.
  • memperlambat proses penyembuhan alami pada bagian mulut, seperti saat setelah cabut/tanggal gigi, masalah gusi atau pun pasca operasi mulut.

Berbagai efek buruk di atas bisa menjadi lebih parah lagi, bila perokok tidak memperhatikan kebersihan dan kesehatan mulut dan gigi secara umum. Nikotin adalah zat yang sangat adiktif, dan menyebabkan kecanduan. Namun bukan berarti para perokok, tidak bisa lepas dari kebiasaan merokok. Jika sering mengalami gangguan dan masalah kesehatan gigi dan mulut, mungkin itu bisa menjadi alasan untuk berhenti merokok.

Cara untuk mengurangi atau mencegah terjadinya hal hal tersebut diatas memang hanya berhenti merokok, tapi cara itu mungkin sulit dilakukan. Perokok bisa melakukan perawatan sederhana di rumah.

  1. Kurangi jumlah rokok Anda dalam sehari
  2. Sikat gigi teratur dan gunakan dental floss, bersihkan gigi ke dokter setiap enam bulan
  3. Pijat gusi dengan jari setelah menyikat gigi, hal ini bisa meningkatkan suplai darah dan nutrisi ke gusi.
  4. Bersihkan lidah menggunakan pembersih lidah.
  5. Bilas mulut Anda secara menyeluruh setelah makan untuk mengurangi akumulasi dari sisa makanan dalam mulut.
  6. Kurangi makanan yang dapat merusak gigi seperti karbohidrat dan gula
  7. Hindari makanan yang lengket seperti karamel, permen. Karena tidak dapat diencerkan air liur.
  8. Konsumsi vitamin C akan membantu gusi tetap sehat. Karena merokok mengurangi tingkat vitamin C secara drastis.
  9. Makanlah banyak sayuran hijau dan buah-buahan.
  10. Banyak minum air putih, setidaknya 10 gelas per hari untuk menyiram racun.
  11. Oleskan vaseline di bibir Anda secara teratur.
  12. Mengunyah permen karet bebas gula baik untuk merangsang aliran air liur, sehingga mulut tidak kering.
  13. Gunakan sikat gigi berbulu halus, jangan gunakan sikat gigi yang keras karena akan merusak gigi.

Ditulis oleh: Drg. Etty M. Hustiowati

Lentera Sehat

Pemerhati kesehatan yang suka berbagi artikel kesehatan berdasarkan sumber referensi yang dapat dipercaya.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *