Waspada Terjadinya Ginjal Kronis

Ginjal kronis bisa menjadi bom waktu jika tidak waspada sedini mungkin. Di Indonesia, setiap tahun angka penderita ginjal cenderung meningkat. Peningkatan angka penderita ginjal setiap tahunnya menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan. Sekitar 2.700 lebih orang mengalami gangguan fungsi ginjal.

Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) mencatat, penderita penyakit Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik stadium 5, yang memerlukan terapi pengganti ginjal berupa hemodialisis atau cuci darah, peritoneal dialisis dan transplantasi ginjal adalah 400/1 juta penduduk.

Peran Dan Fungsi Ginjal

Ginjal memiliki peranan penting dalam sistem metabolik tubuh manusia sebagai filter. Fungsi utamanya adalah membersihkan racun dan mengeluarkan limbah dari darah. Ginjal juga berfungsi mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh, serta menghasilkan hormon yang membantu produksi sel darah merah. Oleh karena itu, ginjal memainkan peran utama dalam mengatur tekanan darah dan menyeimbangkan elektrolit penting yang menjaga ritme jantung.

Penderita penyakit ginjal pada stadium awal umumnya tidak merasa sakit atau menderita keluhan apapun. Namun, pada pasien yang menderita penyakit ginjal kronik stadium 4 dan 5, akan memperlihatkan gejala fisik seperti lemah dan lelah, mual, muntah-muntah, nafsu makan berkurang, meningkatnya tekanan darah tinggi, bengkak pada kelopak mata, tungkai atau tangan serta berkurangnya keinginan buang air kecil.

Pada saat kemampuan ginjal untuk membersihkan darah hanya mencapai 15 ml per menit, maka penyakit ginjal kronik sudah memasuki stadium lanjut, sehingga pasien harus menjalani terapi pengganti ginjal. Penyakit ginjal kronik tidak bisa disembuhkan, dalam hal ini kondisi ginjal tidak bisa kembali normal. Sebaliknya penurunan fungsi ginjal akan terjadi perlahan-lahan. Karena itu perlu perhatian lebih karena ginjal kronik terjadi tanpa disertai gejala.

Faktor risiko atau pendorong penyakit Ginjal Kronik yang paling sering terjadi adalah batu saluran kemih, diabetes melitus, glomerulonefritis dan hipertensi. Bila penyakit dasar tersebut di atas tidak dikendalikan dengan baik, maka akan menimbulkan ginjal kronik jangka panjang.

Untuk itu, sebaiknya masyarakat mempraktekkan pola hidup sehat untuk mencegah ginjal kronik. Bila dalam garis keturunan ada bakat timbul batu saluran kemih, sebaiknya minum air yang cukup minimal 2 liter per 24 jam. Bila ada bakat hipertensi, hindarkan asupan garam yang tinggi. Bila ada diabetes melitus, taati diet yang dianjurkan dan banyak melakukan aktivitas.

Penyakit ginjal kronik tidak akan bisa kembali normal, yang bisa kita lakukan adalah bagaimana agar tidak berjalan semakin buruk. Namun untuk penyakit ginjal akut masih ada kemungkinan untuk bisa kembali normal.

Karena itulah air berperan dalam mencegah penyakit ginjal dalam hal mengurangi kemungkinan timbulnya batu saluran kemih bagi mereka yang berbakat batu saluran kemih dalam keluarga. Air juga berperan mencegah infeksi saluran kemih.

Tips mencegah resiko penyakit ginjal

  1. Menjaga kesehatan dan tetap beraktifitas.
  2. Menjaga kadar gula darah tetap stabil.
  3. Menjaga tekanan darah.
  4. Mengkonsumsi makanan sehat dan menjaga berat badan.
  5. Minum air sedikitnya delapan gelas sehari.
  6. Tidak merokok.
  7. Tidak mengkonsumsi obat sembarangan.
  8. Periksa fungsi ginjal segera apabila memiliki salah satu atau lebih faktor risiko.

 

Bom Waktu Ginjal Kronis – Lentera Sehat

Lentera Sehat

Pemerhati kesehatan yang suka berbagi artikel kesehatan berdasarkan sumber referensi yang dapat dipercaya.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *